Friday, May 25, 2018

Teluk Love, Surga tersembunyi






Beberapa bulan lalu saya berkesempatan mudik ke Jember. Tapi ya gitu deh, namanya juga mudik alias liburan. Saya merasa bebas dari beban kerjaan kantor. Akhirnya kegiatan saya sehari-hari hanya makan dan tidur. Malas gerak banget. Serasa jadi bocah padahal sudah jadi istri orang.

Lha kok kebetulan adik sepupu saya datang berkunjung dan mengajak saya untuk jalan-jalan daripada menganggur di rumah. Dilema juga padahal alasan utamanya masih malas mandi pagi. Tapi karena saya memang doyan jalan-jalan akhirnya mandi super kilat dan berangkat.

Semula kami hanya berencana untuk mampir di pusat penelitian kopi saja, tetapi karena udah terlanjur di luar rumah adikku mengajak untuk lanjut jalan lagi ke teluk love. Setelah aku melihat rute melalui telepon genggam sepertinya destinasi wisata Jember yang satu  ini tidak terlalu jauh, maka kami pun berangkat.


pemandangan menuju teluk love

Teluk love ini terletak di daerah ambulu, satu kawasan dengan pantai waktu ulo dan papuma.
Bayanganku tempat ini hanyalah daerah yang menjorok di tepi pantai. Ternyata benar, kata adikku teluk yang satu ini letaknya di pantai Payangan. Jadi semakin penasaran.

Sepanjang jalan banyak terlihat papan rambu jalan petunjuk. Belok kanan ke watu ulo, teluk love lurus terus. Kami lurus terus hingga berjumpa dengan jalanan berbatu. Banyak banget penduduk yang menawarkan tempat penitipan kendaraan. Saran saya, pilih yang paling ujung supaya tidak perlu berjalan terlalu jauh ke lokasi.

pintu masuk ke bukit Suroyo

Setelah memarkirkan kendaraan masih harus berjalan kaki nih untuk menuju ke teluk love. Saat melihat gerbangnya aku udah senang lho, tapi kok pengunjung yang lain pada mendaki Bukit ya? Aih, ternyata untuk mendapatkan pemandangan yang cantik harus naik dulu ke atas Bukit suroyo. 

Baiklah mari kita mendaki. Sepertinya lebih cocok disebut hiking deh. 

Memasuki pintu masuk kita akan diminta untuk membayar tiket retribusi sebesar Rp.5000/orang. Melihat areanya yang bersih, harga tiketnya terasa sangat ringan di kantong. Di halaman terdapat beberapa warung untuk mengisi perut sebelum naik bukit. Tapi saya lebih tertarik dengan patung hati yang besar di dekat jalur naik. Harus foto dulu nih biar kelihatan bagaimana tampang sebelum dan sesudah hiking.


spot foto Instagrammable

Jalur menuju Bukit dibagi dua untuk naik dan turun kembali. Kok udah capek duluan ya melihat tinggi bukitnya. Ini adalah waktu untuk menyesali kemalasan diri untuk rutin berolahraga hahaha. 

Baru sampai tanjakan pertama kita bisa menikmati keindahan dari pantai payangan. Pasir hitamnya terlihat bersinar eksotis, cantik banget.

Pantai Payangan dari atas bukit


Di kelokan pertama kita dapat memandangi hamparan batu karang yang sedang bersenda gurau bersama deru ombak selatan. Iya ini sudah masuk laut pantai selatan jadi tidak heran bila ombaknya semangat sekali bermain.

Di kelokan berikutnya ada puncak Asmara, kenapa dinamai begitu mungkin karena saat berdiri di situ terasa angin laut yang sepoi-sepoi membelai wajah bagaikan asmara di musim panas. Dan saya pun menjadi puitis.

Tidak jauh dari puncak asmara  berdiri gagah tiang  bendera merah putih Indonesia didepannya terdapat tanah lapang yang disediakan untuk tempat berkemah. Cocok nih buat kemping di akhir pekan.


lahan perkemahan

Berlalu dari tanah perkemahan kita serasa memasuki hutan kecil karena sepanjang jalan setapak terlihat rimbunan semak belukar. Di ujung jalan akan ditemui gua jepang peninggalan jaman perang.

Kami terus melangkah menyusuri jalan setapak yang semakin landai ditemani monyet yang muncul dan menghilang secara tiba-tiba bagaikan gaji bulanan yang begitu masuk rekening segera menghilang terkena potongan kpr. #eh.

Perjalanan memutari Bukit suroyo mulai mendekati akhir saat terlihat indahnya teluk love, cantik sekali berbentuk daun waru yang simetris. Aku sempat terkesima sesaat sebelum meraih kamera dan memotret tanpa henti. mungkin pemandangan ini adalah setitik bocoran dari surga, surga tersembunyi.

Latar Belakang penuh Cinta

Tips saya sebelum menaiki Bukit supaya mengambil tongkat yang disediakan, lumayan membantu saat melangkah di tanjakan. Saya waktu itu langsung aja Naik ke atas. Kalo pengen curang sih bisa aja kita menaiki bukit di jalur turun supaya bisa langsung menikmati teluk love, tapi kan ga seru. Jadi untuk yang baru pertama kali datang ke sini ikuti jalur yang udah disediakan supaya bisa mendapatkan pengalaman dan pemandangan yang komplit. Dijamin gak bakalan kecewa deh. Selain bisa cuci mata, badan juga jadi lebih sehat dan segar karena udaranya yang sejuk.

mushola, parkiran dan tongkat mendaki

jalan setapak


Saya benar-benar gembira karena Destinasi Wisata Jember semakin beraneka ragam. Beneran deh Jember makin rame. Pengunjung yang datang pun banyak dan mereka semua semangat untuk hiking padahal mereka tampak lebih berumur dari saya. Resolusi tahun ini pun bertambah lagi, saya akan rutin berolahraga supaya gak ngos-ngosan lagi saat hiking kembali di Teluk Love.


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Taman Botani Sukorambi dan Blogger Jember Sueger



yuk ke taman botani Sukorambi




Sebagai anak rantau milenial yang jarang pulang, saya suka bingung bila ada yang bertanya dimana kampung halaman saya. Terkadang saya jawab dari Batam, karena sejak menikah domisili di KTP saya adalah Batam. Terkadang saya jawab dari Jember, karena memang saya lahir disana dan kedua orang tua saya memilih Jember untuk menghabiskan masa tuanya setelah papa pensiun. Tapi jika ada yang bertanya saya pulang kampung ke mana? tentu saja ke Jember.

Di mana sih sebenarnya Jember yang kita bicarain ini? 

Jember adalah sebuah Kota yang terletak hampir di ujung timur pulau Jawa, tepatnya di daerah tapal kuda. Di daerah ini terdapat 3 pegunungan api yang masih aktif yaitu pegunungan Bromo-Tengger Semeru, pegunungan Iyang (dengan puncak Argopuro) dan pegunungan Ijen. secara topografi merupakan dataran ngarai yang subur pada bagian tengah dan selatan dan dikelilingi pegunungan yang memanjang batas barat dan timur. Jadi wajar saja bila sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai seorang Petani.

Keindahan dan kesuburan tanah di Jember pula yang akhirnya membuat Bapak H. Abdul Kahar Muzakir seorang pensiunan yang berlatar belakang pertanian/perkebunan dengan bermodalkan dana pensiunan yang terbatas, membeli tanah di lokasi Sukorambi karena berkeinginan untuk mempertahankan kesibukan. awalnya untuk membuka membuka tambak namun tidak terasa dari lahan yang kecil menjadi bertambah luas dan akhirnya tercipta tempat rekreasi yang alami dan diberi nama Taman Botani Sukorambi (sumber:website taman botani sukorambi) Taman Botani Sukorambi ini pun menjadi salah satu desrinasi wisata Jember yang membuat Jember makin rame.


"The thrill of coming home has never changed." - Guy Pearce

Bulan lalu kebetulan adik saya pamer foto lagi di Taman botani Sukorambi. Ingatan saya pun melayang kembali ke tahun 2009 lalu saat kami sekeluarga piknik kesana. Taman botani sendiri dibuka pada tahun 2007. Setelah lebih dari satu dekade, saya penasaran apa saja perubahannya? Dengar-dengar sudah diluncurkan Botani Reborn yang jelas udah lebih instagrammable mengikuti perkembangan jaman now, wow pasti tambah keren.

Sebagai tempat wisata keluarga yang memiliki konsep rekreasi sambil belajar. Terdapat beraneka ragam tanaman dan juga beberapa kandang hewan, semacam kebun binatang mini gitu. Yang suka binatang tapi ga dapat ijin memelihara binatang di rumah boleh ikutan memberi makanan dan mengelus binatang yang ada, kecuali kalo binatangnya lagi ogah mendekat jangan dipaksa ya. Mungkin aura kamu yang kurang menarik perhatian mereka.


Belajar Berenang

Wahana air selalu menarik perhatian anak kecil. Di Taman botani sendiri sudah disediakan beberapa kolam renang dengan kedalaman yang berbeda sehingga kita bisa memilih sesuai usia Dan kemampuan berenang kita. 

Yang menarik dari pemandian di Jember adalah airnya berasal dari mata air pegunungan sehingga airnya segar banget tanpa kaporit yang perih di mata, begitu pula dengan air di kolam renang Taman botani ini. Saat matahari sedang bersinar dengan teriknya buruan deh masuk ke dalam kolam. Adikku aja ogah keluar dari kolam, katanya enak adem. 

Sekarang udah ada kolam renang khusus muslimah lho. Jadi baru aja dibuka nih, kolam renang di ruangan tertutup khusus untuk perempuan. Senang banget jadi ada privasi khusus untuk kami para muslimah. Terimakasih untuk Taman botani Sukorambi.


water ball, sumber: tamanbotanisukorambi.com




Buat yang masih malas nyemplung ke dalam air bisa menggerakkan badan dengan bermain perahu dayung di danau dan pulau kecil buatan di tengah danau. Bisa juga bermain waterball, nanti kita masuk ke dalam bola gede terus berjalan di dalam air, pernah melihat bagaimana hamster hamtaro lagi berlari di dalam bola nah seperti itulah . udah kebayang kan gimana serunya. Apalagi water ball ini, untuk daerah jember hanya ada di taman botani Sukorambi jadi kamu harus mencobanya.


Asyiknya bermain Flying Fox

Kalau saya sih paling suka main flying fox, suka aja dengan sensasi terjun dari tempat tinggi. Cobain deh, mamaku aja berani masa kalian ga berani. Waktu itu kami pada rebutan ga ada yang mau terjun urutan pertama. Bukan karena takut tapi karena ga ada yang ngambil fotonya dong kalo terjun duluan. Maklum, masih narsis hahaha... Dan benar saja fotonya mama nih yang paling bagus, buktinya sampai dipakai tanpa ijin oleh beberapa blog. maaf kok malah curhat ya.

Sebenarnya ada dua flying fox untuk Dewasa dengan ketinggian yang berbeda. Hasrat hati ingin mencoba flying fox jungle dengan lintasan 160m dan dari ketinggian  40m sayang sekali waktu itu lagi tidak dibuka. Akhirnya kami mencoba flying fox tombro yang lebih pendek, lintasannya 100m melewati lembah dan berakhir di danau. Seru sih tapi terlalu cepat selesainya.

Untuk anak kecil yang masih takut tapi penasaran pengen main flying fox juga, gak usah nangis sebab ada juga nih flying fox khusus untuk anak kecil dengan lintasan pendek.




Udah capek belum nih ? Yuk jalan lagi. Kita Naik ke atas rumah pohon mumpung virus narsis masih belum pergi. Tapi jangan keasyikan berpose disini. Karena ukurannya yang kecil 2x2m hanya cukup menampung maksimal untuk 6 orang. Jadi ya kalau lagi ramai harus gantian dengan pengunjung yang lain. Buat yang pengen melamar pujaan hatinya mungkin bisa juga di tempat ini. Cieeee...

Turun dari rumah pohon mampir dulu ke pondok baca. Bangunan dua lantai ini dari namanya udah jelas dong ya pasti berisi buku, perpustakaan mini. Meskipun sekarang adalah jaman digital tapi membaca buku bukanlah hal yang ketinggalan jaman lho. Bacalah buku untuk mengenal dunia.


lagi berkenalan dengan kawan baru

Selain kebun binatang mini, pengunjung juga bisa berkeliling  taman menunggangi Kuda. Buat yang takut, Jangan kuatir ada petugas yang akan menemani kamu berkeliling. 

Lelah mengelilingi Taman dan mencoba berbagai wahana sekarang saatnya untuk pulang. Tapi melihat jalan menanjak kok jadi malas yang mau melangkahkan kaki. Kita Naik tossa aja, itu tuh motor roda tiga. Tapi jangan kaget sebab jalur untuk tossa nih agak curam dan berkelok, rasanya seperti lagi naik roller coaster. Jadi buat yang takut mending jalan aja ke tempat parkir. Tapi untuk yang berani, naik tossa aja seperti saya. Lumayan gak capek jalan.
Eh, tapi sekarang jalanannya udah landai jadi gak perlu naik turun tangga lagi dan mobil bisa turun ke bawah mendekati area kolam renang.

naik tossa

Bagaimana menurut kalian? Destinasi wisata Jember khususnya Taman  Botani Sukorambi udah membuat Jember makin rame. untuk menikmati semua fasilitas yang ada disini tiketnya terjangkau kok.  untuk hari senin s/d kamis tiketnya sebesar Rp.12,000/orang sedangkan di akhir pekan (sabtu s/d minggu) sebesar Rp.20,000/orang.

Dijamin ga nyesel deh (^_^)

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Taman Botani Sukorambi dan Blogger Jember Sueger